Jumat, 02 Mei 2014

Hari pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional tanggal 02-mei-2014 hari jum’at Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan di halaman SMKN 1 KEDAWUNG Pada jam 07.30 di Lingkungan SMKN 1 KEDAWUNG diadakan upacara bendera untuk memperingati hari pendidikan nasional, setiap guru memakai seragam sama(batik) Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional, namun Iebih merupakan sebuah momentum untuk makin memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa. Dalam rangka memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa, serta mewujudkan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2014 sekaligus menginformasikan hasil kebijakan dan mengapresiasi pelaku pendidikan yang berprestasi, maka perlu dilaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2014. Oleh karena itu, guna merealisasikan hal tersebut, upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional bisa menjadi suatu hal yang sangat mendasar bagi kita untuk dilaksanakan. TUJUAN Memperkuat komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya lstrategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa. Mengkomunikasikan / mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan nasional. SASARAN Semua karyawan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta unit kerja di daerah, institusi pendidikan formal, serta para Pemangku Kepentingan Pendidikan Iainnya. TEMA Tema peringatan Hardiknas Tahun 2014 adalah “PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN INDONESIA YANG UNGGUL” PELAKSANAAN UPACARA Kegiatan upacara bendera dilaksanakan oleh seluruh instansi / unit kerja di pusat, luar negeri, daerah, termasuk sekolah / madrasah baik di lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. SUSUNAN ACARA 1. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; 2. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara; 3. Laporan Pemimpin Upacara; 4. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi Iagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; 5. Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; 6. Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; 7. Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945; 8. Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (iika ada); 9. Penyematan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (jika ada); 10. Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara; 11. Menyanyikan Iagu perjuangan (Bagimu Negeri /Satu Nusa Satu Bangsa / Syukur); 12. Pembacaan Do'a; 13. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; 14. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara; 15. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; 16. Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan. Harapan saya semoga menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya

Kamis, 01 Mei 2014

Hari kartini

Hari kartini tanggal 21 april 2014,di rayakan di Sekolah SMKN 1 KEDAWUNG setiap siswa memakai baju kebaya bagi perempuan bagi laki-laki memakai baju adat atau jas, yang perempuan wajahnya di make up rambutnya di hias dan terdapat beberapa lomba , yaitu fashion sow, paduan suara, rias wajah, rias tumpeng, dan ada bazar, bazar adalah membeli dengan menggunakan kupon, tetapi hanya di lungkungan SMKN 1 KEDAWUNG acaranya cukup ramai, Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879– meninggal di Rembang, JawaTengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati jepara Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupatiberisterikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903). Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918. ( SUMBER GOOGLE) Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh politik etis Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini. Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

Senin, 24 Maret 2014

Puisi islam

Ya ALLAH Karna Yang Kutau Malam Begitu Elok Kupandang, Karna Yang Kupandang Adalah Lukisan Mengembang Di Silau Bintang, Karna Yang Kurasa Siang Begitu Indah Di Lingkaran Langit Membiru, Berikan Rasa Hangati Kalbuku, harapan,.Mungkin Waktu Adalah Giliranku, Yang Senatiasa Melangkah Di Putaran Jam Yang ‘Tak Terasa Menjamahku Diantara Siang Dan Malamku, Kini Aku Hanya Bisa Berdo’a, Panjatkan Rasa Syukurku, Ucapkan Harap Tiada terhitung, Untuk Memohon RodhoMu Yaa Alloh, Harapku, Berilah Rahmatmu, Yang Senantiasa Melangkah DijalanMu Ulurkan Rasa Syukurku Untuk Dapat Menikmati Sisa Hidupku,… Karna Hanya Itu Yang Dapat Kulakukan, Harapku adakah hari-hari yang indah akan menjelma. Semoga harapku dan harapmu sama dalam doa,. Semoga pintamu dan pintaku akan ada terwujud adanya,. Semoga yang Maha kuasa akan memudahkan langkah kita Dalam mengapai harapan indah di sorganya,. Amiin,____________

Jumat, 21 Februari 2014

Panduan suara

Paduan Suara merupakan yang merujuk kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik paduan suara yang terdiri atas beberapa bagian suara Dalam pengertian ini, paduan suara juga mencakup kelompok vokal (vocal group),Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen atau choirmaster yang umumnya sekaligus adalah pelatih paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas empat bagian suara (misalnya sopran, alto, tenor, dan bas), walaupun dapat dikatakan bahwa tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Selain empat suara, jumlah jenis suara yang paling lazim dalam paduan suara adalah tiga, lima, enam, dan delapan. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono.Paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring paduan suara dapat terdiri atas alat musik apa saja, satu, beberapa, atau bahkan suatu orkestra penuh.Untuk latihan paduan suara, alat pengiring yang digunakan biasanya adalah piano, termasuk bahkan jika pada penampilannya digunakan alat musik lain atau ditampilkan secara a cappellaTerdapat banyak pandangan mengenai bagaimana masing-masing kelompok bagian suara dalam paduan suara ditempatkan di panggung pada suatu penampilan. Pada paduan suara simfonik, biasanya bagian-bagian suara diatur dari suara tertinggi ke suara terendah (misalnya sopran, alto, tenor, dan kemudian bas) dari kiri ke kanan, bersesuaian dengan penempatan bagian alat musik gesek umumnya. Pada penampilan a cappella atau dengan iringan piano, umumnya pria ditempatkan di belakang dan wanita di depan; penempatan kelompok bas di belakang kelompok sopran disukai oleh beberapa dirijen dengan alasan bahwa kedua bagian suara ini harus saling menyesuaikan nada. Paduan suara campuran (yaitu dengan suara wanita dan suara pria). Jenis ini mungkin merupakan yang paling lazim, biasanya terdiri atas suara sopran, alto, tenor, dan bas, sering disingkat sebagai SATB. Seringkali pula salah satu atau beberapa jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua) dan SATBSATB (paduan suara tersebut dibagi menjadi dua yang masing-masing terdiri atas empat jenis suara). Kadang kala jenis suara bariton juga dipisahkan (misalnya SATBarB), seringkali dinyanyikan oleh penyanyi bersuara bas tinggi. Paduan suara wanita, biasanya terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing dibagi dua, sering disingkat SSAA. Bentuk lain adalah tiga suara, yaitu sopran, mezzo-sopran, dan alto, kadang disingkat SMA. Paduan suara pria, biasanya terdiri atas dua bagian tenor, bariton, dan bas, sering disingkat TTBB (atau ATBB jika kelompok suara tertinggi bernyanyi dengan teknik falsetto pada jangkauan nada alto, seperti lazimnya pada musik barbershop). Jenis lain paduan suara pria adalah paduan suara yang terdiri atas suara SATB seperti pada paduan suara campuran namun bagian sopran dinyanyikan oleh anak-anak laki-laki (sering disebut treble) dan bagian alto dinyanyikan oleh pria (dengan teknik falsetto, sering disebut kontratenor). Paduan suara anak, biasanya terdiri atas dua suara SA atau tiga suara SSA, atau kadang lebih dari itu.